Lakukan ini, insya Allah bisnis kuliner anda bisa bertahan
di tengah pandemi.
Lets say bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang tidak
ada matinya. Termasuk disaat pandemi seperti sekarang ini. Walaupun sudah
banyak bisnis kuliner yang tumang, tetapi percayalah , dengan sedikit
modivikasi bisnis kuliner masih bisa diharapkan. Tidak asal ngetik aku ya, Eva
Puri Herawati ini sudah membuktikanya sendiri lho. Punya bisnis kuliner yang
Saung Kopi sejak beberapa tahun ini sampai sekarang masih bertahan. Walaupun omzet
ada penurunan tetapi tidak menurun drastis. Dan yang paling penting masih bisa
berjalan tanpa merumahkan karyawan atau justru melakukan pemecatan (
alhamdulillah). Nah di artikel kali ini aku mau sedikit menceritakan apa apa saja
yang aku lakukan untuk mempertahankan bisnis kuliner ku yang satu ini.
Bisnis kuliner ku ini bisa dibilang yang menjadi harapanku
disaat pandemi corona seperti sekarang ini. Karena itulah Eva Puri Herawati (
ehem ) berfikir sangat keras untuk meneruskan Saung kopi. Yang aku lakukan
hanya menyesuaikan menu dengan pangsa pasar. Disaat seperti sekarang yang
berkemungkinan order makanan itu orang dengan ekonomi menengah keatas. So ada
sedikit modivikasi atau penyesuaian yang aku lakukan. Salah satunya adalah
dengan menyediakan menu makanan yang kemungkinan besar digemari orang orang
dengan kriteria seperti yang aku targetkan ( kalangan menengah keatas ). Point
penting nih, sesuaikan menu dengan target market tersempit (dalam arti jarak
jangkau dari lokasi bisnis kita).
Setelah menentukan menu makanan berdasar target market, yang
Eva Puri lakukan selanjutnya adalah meentukan harga. Sudah pasti harga harus
ditentukan dengan bijak. Bagaimana caranya agar harga menutup ongkos produksi +
gaji karyawan + ongkos kirim tetapi jangan sampai mengecewakan pelanggan. Ngga
apa apa untung sedikit, yang penting bisnis masih bisa dipertahankan aja dulu.
Untung yang sedikit kalau di manage dengan benar juga akan cukup kok.
Nah setelah ketemu sama angka ( harga ) yang pas, tinggal
kemudian memikirkan bagaimana cara mempromosikan menu menu baru tersebut dengan
low cost. Yang Eva lakukan adalah dengan menwarkan ke orang yang ada di contact
WhatsApp terlebih dahulu. Pun Eva Sortir / pilih berdasar jarak tempuh. Untuk
menekan biaya ongkos kirim di awal percobaan ini. Eva juga melakukan pemetaan.
Kira kira siapa siapa saja yang apabila mau meng order Eva bisa mengirimkan
sekali jalan. Tidak harus bolak balik putar arah. Tentu saja ini buat
mengontrol biaya ongkos kirim ya.
Nah Karena Eva menawarkan ke teman teman / saudara, maka Eva
tidak sungkan untuk meminta testimoni kepada mereka. Apabila menu Saung kopi
yang baru itu enak,sesuai dengan harga, minta saja mereka untuk membantu
menawarkan kepada teman teman mereka yang lain. So dengan begitu prodak/menu
baru itu bisa lebih cepat tersebar.
Selebihnya , serahkan hasilnya kepada Tuhan. Karena bagaimanapun
manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Soal hasil serahkan saja kepada Yang
Maha Kuasa.
Komentar
Posting Komentar