Karena faktor ini banyak bisnis runtuh saat pandemi

Pandemi corona sudah tidak hanya menyerang manusia secara kesehatan, tetapi sudah menyerang manusia secara finansial. Bahkan tidak hanya manusia, tetapi juga menyerang usaha. Sebagai             " korban " sudah pasti akan ada yang selamat ada juga yang lewat. Kira kira apa saja sih penyebab bisnis tidak bisa selamat disaat pandemi seperti sekarang ini?


Ada banyak faktor kenapa bisnis bisa lewat alias tidak bisa selamat disaat pandemi. Diantaranya adalah karena berkurangnya penjualan karena banyak target market yang takut untuk berbelanja langsung, mandeg nya suply kebutuhan/bahan baku karena suplier stop melakukan pengiriman , ketakutan berlebih masyarakat akan terjadinya krisis pasca pandemi ( sehingga banyak yang sengaja menyimpan uang,menggunakan uang dengan lebih bijaksana), dan lain sebagainya. Tetapi aku lebih tertarik untuk membahas mengenai salah satu alasan/salah satu faktor mengapa banyak bisnis yang lewat disaat pandemi. Apa itu?

Hutang dan riba , adalah faktor terbesar sebuah bisnis tidak bisa bertahan disaat pandemi. Perusahaan besar pun tidak mustahil bisa mengalami dampak terburuk ketika produksi harus terhenti atau berkurang, tetapi masih memiliki hutang lengkap beserta bunga. Tidak ada uang masuk,tetapi masih harus membayar angsuran hutang. Biasanya langkah awal yang digunakan untuk mencoba selamat adalah dengan mengurangi produksi ( mengurangi belanja bahan baku), kemudian mengurangi tenaga kerja , kemudian menghentikan sementara (sampai batas waktu tak tertentu) kegiatan bisnis, dan terakhir adalah mengumumkan pailit.

Kenapa aku memilih hutang dan riba sebagai faktor terbesar dari tidak mampunya sebuah bisnis bertahan saat pandemi?

Simple saja. Saat pandemi seperti sekarang , tidak hanya satu dua usaha yang terdampak. Tapi hampir seluruh usaha akan terdampak. Baik usaha/bisnis yang masih memiliki hutang , atau bisnis yang bahkan dimulai tanpa ada bantuan modal hutang. Semua berdampak. Hanya saja, ketika perusahaan yang tidak memiliki hutang harus mengurangi produksi atau bahkan mengentikan sementara proses bisnis, dia tidak harus memikirkan hutang yang harus dicicil. Sehingga walaupun pemasukan jelas berkurang, otak dia masih fresh dan masih bisa berfikir untuk mencoba mengalihkan bisnis ke bisnis primer. Atau minimal bisa berfikir untuk bagaimana caranya tidak mem PHK karyawan. Atau kalau terpaksa bisis itu harus stop, maka dia tidak akan terbebani dengan masih adanya hutang yang harus dibayar tiap bulanya kedepan.

Komentar