Eva Puri Herawati : Barang ga penting tapi harga bikin
pusing. Pasti kalian tau lah contohnya. Atau mungkin kalian salah satu hunter
nya juga. Who knows! Yaudah kita bahas aja yuk kenapa bisa begitu, dan mustahil
apa engga buat kita mengaplikasikanya ke prodak dari bisnis kita. Ya sapa tau
dong berhasil menduplikasi dan kita bisa menjual barang unfaedah dengan seharga
rumah. Amiin.
Yes kalau kata Eva Puri Herawati mah langsung aja sebut nama
, Supreme! Membuat batu bata dengan harga yang gila. Apa sing pentingnya punya
1 batu bata? Kalau ada ribuan atau puluhan ribu oke lah bisa buat bangunan. Lha
punya 1 doang mau buat apaaa? Supreme sangat berhasil membangun trend dengan
nama nya. Berhasil membangun trend dengan brand nya. Itulah yang disebut dengan
the power of branding . Ketika sebuah brand sudah dikenal bahkan digilai. Mau bikin
apapun asal tertulis nama brand itu sudah pasti laku walaupun dibandrol dengan
harga yang ngga wajar. Lalu gimana caranya biar kita bisa memiliki brand se
ampuh supreme. Ya minimal memiliki brand yang menjual. Lebih menjual ketimbang
prodak nya sendiri.
Disclaimer dulu ya, Eva Puri Herawati ini bukanlah ahli
dalam bidang branding. Tidak mempelajari secara khusus mengenai branding. Dan
mungkin yang akan disampaikan disini juga bukanlah sebuah ilmu bagaimana cara
melakukan branding yang super bagus, tetapi juga bukan asal nulis kok. Nulis
ini berdasar beberapa referensi. Baik dari postingan master / pakar branding ,
baca buku bisnis , obrolan dengan teman yang juga memiliki bisnis dan lain
sebagainya.
Untuk bisa bernasib seperti supreme tentu saja kita harus
memiliki brand terlebih dahulu, oke kalian sudah tau hal itu. Tapi bagaimana
sih membuat brand yang bagus itu? Ternyata membuat nama prodak atau nama store
atau nama apapun itu tidak mudah lho. Tidak bisa hanya dengan memikirkan
namanya saja dulu yang lain lain menyusul. Untuk membuat brand yang bagus
ternyata semua hal harus dipikirkan diawal sebelum fix memilih nama / brand
itu.
Ketika mencari nama untuk brand harus juga dipikirkan logo
nya nanti seperti apa , bisa dibuat sesimple tapi familiar atau tidak.
Memikirkan juga media pendukung branding nya ( seperti kaos , topo , dll )kira
kira desaiya seperti apa. Dan yang paling penting , cocok atau tidak dengan
target market dari prodak itu sendiri.
Nah ketika semua itu sudah mateng, sudah fix mau dibuat
seperti apa , sekarang tinggal mulai meng eksekusi. Dengan bahasa yang sangat
familiar saat ini , saat nya kita memfiralkanya. Entah brand nya langsung ,
entah desain logo nya dulu , entah tagline nya. Firalkan dengan konten dan
media yang pas. Buat orang menjadi semakin familiar dengan nama atau logo dari
brand kita tersebut. Kalian inget beberapa waktu lalu ketika ada video beredar
sebuah ospek kalau ngga salah yang menyuruh murid baru untuk menyanyikan mars
salah satu partai? Kenapa bisa seperti itu? Jawabanya adalah karena di tv
nyanyian / lagu itu sering didengarkan. Mau tidak mau orang akan mendengarkan
nyanyian itu. Ya pasti apal lah.
Komentar
Posting Komentar